Ini Bukti Bahwa Kekuasaan Cenderung Korup !
Saya ingat betul guru SMA dulu pernah mengatakan “Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely”. Dalam bahasa sederhana kemudian diterjemahkan bahwa kekuasaan cenderung mengakibatkan korup, dan kekuasaan yang absolut adalah korup yang sesungguhnya.
Beberapa tahun kemudian saya baru mengetahui bahwa kalimat tersebut adalah kuotasi popular dari seorang moralist bernama John Emerich Rdward Dalberg Acton (1834-1902). Sayapun menemukan kalimat lain yang merupakan kelanjutan dari kalimat diatas, yakni “Great men are almost always bad men”.
Waktu telah menguji kebenaran kuotasi Lord Acton tersebut. Sejarah mencatat bahwa kekuasaan terbukti mengakibatkan banyak tokoh-tokoh besar dicap sebagai koruptor dan diktaktor. Di jaman Mesir kuno, dunia mengenal Ramses II / Firaun yang dengan kekuasaan absolutenya bahkan menisbatkan diri menjadi tuhan.
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely.Great men are almost always bad men”
Selain Ramses, tokoh besar dunia yang dianggap bermasalah dengan power (kekuasaan) adalah Adolf Hitler (Jerman), Sadam Hussein (Irak), Benito Musolini (Italia), Slobodan Milosevic (Yugoslavia), Josseph Stalin (Soviet), Herman Willem Daendels (Hindia-Belanda) dan Kaisar Hirohito (Jepang).
Reformis di Indonesia pun tak mau ketinggalan dengan memasukan nama Soeharto (The Smiling General) ke dalam daftar ini, padahal saya menyukai kewibawaan beliau semasa memimpin Indonesia terlepas dari kenyataan apapun saat reformasi bergulir.
Kekuasaan memberikan dampak buruk bagi pemiliknya. Mereka cenderung memainkannya untuk keuntungan diri sendiri, keluarga dan kroni-kroninya. Itulah kenapa banyak orang berkuasa melakukan tindakan memperkaya diri sendiri alias korupsi.
Andai saja bangsa ini tidak menyadari bahwa korupsi sangat membahayakan kelangsungan hidup bangsa, maka negara yang kaya ini hanya akan dinikmati para pejabat yang koruptor. Untung saja reformasi telah mendorong terbentuknya KPK pada tahun 2002 dimana hingga saat ini telah banyak menyelesaikan kasus korupsi yang sebelumnya nyaris tidak tersentuh hukum.
Apa yang dapat disimpulkan dari data-data diatas ? Bukankan data diatas membuktikan kebenaran kuotasi Lord Acton bahwa kekuasaan memang rentan terhadap prilaku korupsi. Apalagi kalau kekuasaan tersebut bersifat absolut tanpa kontrol dari siapapun.
Note : Tabulasi data by KPK
Enaknya koruptor itu dijadiin sate bakar saja kali yah Jeng.
BalasHapusHe,,he,,,he,,,gak enaklah mas...dagingnya pahit paling...:)
HapusYah ntar kan dikasih kecap, biar manis. hehehehe
HapusKalau toh pun sudah gak pahit...ya paling gak gurih....he,,he...he...
HapusYg pastinya kekuasaan itu menyilaukan ya mak... bila tdk kuat iman jd deh korup dan sebangsanya...
BalasHapusItu dia mak...apalagi kekuasaan yang absolut tanpa kontrol...pasti deh...jadi menang-menangan sendiri dan korupsinya paling gede....:)
Hapusbetul2 setuju banget aku, cuma gegara kekuasaan aja semua pada korup..hedeh..nggak takut dosa ya pak/bu???
BalasHapusmana mereka ingat dosa mbak ? ;)
HapusAssalaamu'alaikum wr.wb, mbak Yuni, sejarah banyak memberi maklumat kepada kita apabila seseorang tu memegang kuasa, peluang untuk menjadi kuroptor dan membuat rakyat menderita. jangan lupa sebesar manapun kuasa di tangan, pasti akan mati juga di sisi Tuhan Yang Berkuasa. Salam manis dari Sarikei, Sarawak. :)
BalasHapusWa 'alaikumsalam Wr.Wb
HapusBetul mbak, Andaikan saja mereka memahami bahwa jabatan adalah sebuah amanah, maka tidak akan mereka culas dan selalu amanah mbak
bahkan orang yang kelihatannya alim, kalau udah dapat kekuasaan bisa berubah jadi maling :(
BalasHapusitulah yang dinamakan siap atau silau jabatan mas....
Hapus