Presiden Memimpin Rapat RT Di Kampung
Yang terhormat kepada seluruh warga RT 19 RW 06,
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri Rapat Bulanan RT yang kita cintai ini.
Kebetulan malam hari ini adalah jadwal saya untuk memimpin rapat RT kali ini, sehingga urusan kenegaraan sudah saya delegasikan kepada wakil presiden dan beberapa menteri terkait.
Seperti biasa malam ini kita berkumpul untuk membahas Arisan Bulanan Warga, Jimpitan, Iuaran Internet, Iuran Sampah dan Kerja Bhakti. Diujung rapat ini nanti saya persilahkan untuk memberikan masukan, apa-apa yang perlu kita lakukan demi RT yang kita cintai ini.
Untuk itu mari kita buka rapat malam ini dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan kita masing-masing. Berdoa,...mulai !
Selanjutnya saya persilahkan Ketua RT Bapak Ramijan untuk memberikan kata sambutan. Waktu dan tempat saya persilahkan....
Mungkin 'gak sih sebuah rapat RT dipimpin langsung oleh seorang presiden?
Pertanyaan itu muncul sejak lama. Saya mencari-cari referensi di internat barangkali ada berita yang mengabarkan, akan saya tidak menemukan berita seperti yang saya maksudkan.
Kenapakah saya menayakan hal tersebut ? Terlepas bahwa seseorang tersebut mempunyai jabatan tinggi dalam pemerintahan apakah sebagai presiden, wakil presiden, menteri ataupun pimpinan sebuah departement tertentu, saya berpendapat bahwa secara individu mereka adalah warga dari sebuah kelurahan, RT maupun RW. Kalau tidak percaya coba saja kalau ketemu salah satu mereka tanyakan saja KTP-nya berasal dari RT mana. Tidak mungkin alamat mereka istana negara, istana wakil presiden ataupun rumah dinas ini dan itu.
Artinya adalah, sebagai warga sebuah kampung mereka juga terikat atas norma-normal sosial baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Salah satunya adalah untuk hadir dalam acara-acara dikampung seperti rembug desa, rapat RT dan RW. Tentu saja tanpa aturan protokoler tertentu yang melekat sebagai pejabat publik. Saya sebenarnya penasaran untuk mengetahui apakah beliau-beliau ikut juga rapat RT dan RW dikampungnya.
Sepertinya akan menjadi sejarah tersendiri bila ini terjadi, bahwa seorang presiden atau wakil presiden menghadiri rapat RT. Datang sendiri bersama istri memakai sarung, kopiah dan sandal jepit. Duduk bersila bersama warga yang lain, makan kacang godog dan pohong goreng ala kadarnya. Mereka mengikuti rangkaian acara-acara rapat dan diakhiri dengan "kopyokan arisan" sejumlah Rp. 200.000.
Saya pernah membaca kesederhanaan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad. Jarang sekali sekelas presiden mempunyai kehidupan seperti itu. Walaupun demikian saya tidak menemukan berita yang saya maksud ada padanya, menghadiri rapat warga. Mungkin saja saya kekurangan informasi tentangnya.
Saya membaca banyak cerita bahwa beberapa pemimpin mampu menaklukkan "keangkeran" sebuah jabatan dengan kehidupan yang sederhana, humbel dan merakyat, seperti Ahmadinejad. Entah di negara kita ini, saya belum menemukan yang seperti itu. Kebanyakan pemimpin menjadi sosok yang tidak tersentuh oleh rakyat dan menakutkan. Mereka "telah ditakuklan" oleh jabatan itu sendiri, sehingga melupakan asal-usulnya dulu.
Entah kapan Indonesia mempunyai presiden dan wapres menjadi pemimpin rapat RT dikampungnya. Oh, apakah aku bermimpi ?
semoga presiden kita yang baru amanah mbak terhadap janjinya,,,
BalasHapusAmin Ya Robbal Alamain mbak dwi...itu yang kita harapkan kok...:)
HapusPak RT adalah pimpinan rakyat paling 'BAWAH ... sedangkan Presiden adalah pimpinan rakyat paling ATAS ... sama-sama pemimpin yang nanti diminta 'pertanggungjawabannya dialam sana.. :)
BalasHapusBetul pak, bahkan dalam Islam tidak hanya pemimpin yang dimintai pertanggungjawaban. Kita semua akan dimintai pertanggungjawaban. Tetapi Pemimpinlah yang paling berat pertanggungjawabannya. Semoga yang baru nanti amanah...
Hapusmimpi dan impian kita sama ya mbak, semoga presiden yang terpilih nantinya merupkan pemimpin yang memang dinantikan bangsa Indonesia, Amiiin
BalasHapusAmin ya robbal 'alamin mas Ibrahim....semoga saja...
HapusAssalaamu'alaikum wr.wb, mbak Yuni....
BalasHapusAndai jurang dan jarak dibina antara pemimpin dan rakyat, tentu sekali negara tidak pernah aman kerana ketidak puasan hati rakyat dalam pemerintahannya. Sebaiknya, jika muslim ikutilah contoh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabat besar Baginda yang sangat mesra rakyat dan hidup sama level speerti mereka. Barulah, kehidupan sebenar dapat dirasai secara aman.
Salam Ramadhan yang mulia dari Sarikei, Sarawak. :)
SITI FATIMAH AHMAD
Walaikumssalam, Mbak Fatimah...
HapusSaya sependapat dengan mbak Fatimah, bahwa tidak ada pemimpin manapun yang melebihi kepemimpinan Rasullullah SAW. Walaupun demikian model kepemimpian tersebut sudah digambarkan Rasulullah SAW, berharap umatnya meneladani dan tidak terlalu jauh menyimpang.
Semoga pemimpin baru Indonesia nanti mencontoh Rasullullah dan membawa kemakmuran dan persaudaraan. Amien.
Salam Ramadhan dari Yogyakarta :)
YUNI ANDRIYANI & Keluarga.
Ide dan Gagasannya menarik itu Jeng, salam
BalasHapusini bukan ide mas,....sebah pengharapan dan doa he he he...
Hapusterimakasih gan info nya sangat menarik
BalasHapusterus di update info menarik lain nya
bagus sekali gan
BalasHapusinfo nya
update terus info menarik lain nya
menarik seklai info yang di sahre
BalasHapussangat menarik
terimakasih atas info ny
Susah min, pejabat2 indonesia terlalu sibuk dengan perutnya sendiri2, kalo ditanya alasannya untuk kepentingan rakyat. haha
BalasHapuscoba tanya aja ke presiden kita :D, susah dibayangin yak. karena masalah protokoler nanti arisannya malah diliput media, kagak jadi arisan tapi malah suting
BalasHapusmenarik untuk di simak info nya gan
BalasHapusterimakasih
info yang di berikan mudah di fahami
BalasHapussaya senag berkunjung ke blog anda