Mencari Zorro Pembela Bumbu Dapur


de lavega


Mendekati pemilihan Presiden Republik Indonesia, nampaknya banyak orang-orang yang berubah. Mereka yang dulu adalah teman seperjuangan dalam satu komunitas tertentu, sekarang harus berseberangan jalan. Banyak orang yang "rela" mengubah dirinya menjadi pribadi yang tidak sesungguhnya. Mereka memilih "Become Someone Else" dengan memakai topeng-topeng yang beraneka macam.

Melihat gambaran mereka, mengingatkan saya pada karakter Zorro, "Manusia Bertopeng" yang mempunyai nama asli Don Diego de la Vega. Zorro adalah karakter hasil imaginasi seorang Johnston McCulley di tahun 1919.

Walaupun sama-sama bertopeng, keduanya berbeda dan sangat bertolak belakang. Zorro yang selalu naik kuda hitam bernama Tornado, selalu mencabut pedang untuk membela rakyat yang tertindas. Sedangkan untuk "Zorro Dadakan" yang muncul setiap 5 tahun sekali selalu berebut kedudukan untuk ambisi pribadi dan golongan. Nyakinkah anda, mereka pembela orang kecil seperti yang selalu di gembar-gemborkan?

Sebongkah roti kekuasaan telah menjadikan manusia bertopeng ini bersekutu walaupun sebelumnya saling hujat, membenci dan menjatuhkan. Setelah tercapai apa yang diinginkannya "terpaksa" melupakan janji kepada rakyat dengan alibi yang kadang susah dinalar.

Sekali lagi hal ini membuktikan kebenaran perkataan Harold Dwight Lasswell bahwa Politics is who gets what, when, and how.

Saya tidak terkesan melihat realita ini dan tetap berdoa semoga mereka berubah menjadi Zorro seperti di film-film. Kalau saya merindukan manusia bertopeng seperti Zorro, itu karena saya menginginkan "jatah belanja bulanan suami" cukup untuk hidup sebulan. Tidak perlu pusing putar sana putar sini karena harga bumbu dapur dan sembako terjangkau. Itu saja ! Apa meraka tahu, sih ?


Komentar

  1. Ada ada saja nih, zoro bumbu dapur...:) kkkk kkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. He--he...itu istilah untuk kaum perempuan :)

      Hapus
  2. Sepertinya mrk tdk tahu mbak...kr rata-rata mrk org yg berduit...yg tdk pusing ketika mau belanja....gak kyk kita yg menghitung setiap recehnya...hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia masalahnya mbak iro....mereka tidak tahu...maka aku mencari yang tahu he he he..

      Hapus
  3. Hehe, menarik nih mak judulnya :) saya pikir ini tentang masakan atau dapur gitu, eh..gak taunya tentang politik :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. he.he...sekali-kali bicara secuil tentang politik, soalnya pas lagi ramai-ramainya mak. Biar orang gak nganggap perempuan tahunya cuman bumbu dapur....he he he....*tahunya memang secuil :)*

      Hapus

Posting Komentar

HIMBAUAN BERKOMENTAR :
1. Tersenyum Dulu | 2. Berkomentarlah sesuai dengan artikel diatas | 3. Gunakan Open ID / Name Url / Google+ | 4. Gunakan Bahasa Yang Jelas | 5. Jaga Kesopanan Ingat Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE :) | 6. Jangan Nye-SPAM | 7. Maaf, link aktif otomatis terhapus| 8. Jangan Berpromosi | 9. Jangan minta transfer pulsa | 10. Begitulah.

Postingan Populer