Benarkah Setan Dibelenggu Pada Bulan Ramadhan ?



Bila bulan Suci Ramadhan tiba, dipengajian-pengajian pasti dibacakan Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :


إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Jika malam pertama Romadhon datang, maka setan-setan, dan jin-jin durhaka dibelenggu; pintu-pintu neraka ditutup. Maka tak ada satu pintu(nya) pun yang terbuka; pintu-pintu surga dibuka. Maka tak ada suatu pintu pun yang ditutup; Seorang pemanggil memanggil,”Wahai pencari kebaikan, menghadaplah; wahai pencari kejelekan, berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari neraka. Demikian itu pada setiap malam”. [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (682), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1642). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1960)]

Apakah anda juga mempunyai pertanyaan yang sama dengan saya, bahwa :

Kalau memang syetan dan jin durhaka dibelenggu, kenapa masih 
ada kejahatan di bulan Puasa/Ramadhan ?

Terkait makna hadits diatas, terdapat dua pendapat yang berbeda dikalangan para ulama. Pendapat yang pertama, bahwa syetan dan jin yang durhaka dimaknai sebagai makna dzahir (nyata). Dasar ilmu bahwa syetan dan jin adalah sebuah bentuk makhluk ciptaan Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr: 26-27)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS Adz-Dzariyat (51) : 56)

Oleh karenanya, berkaitan dengan syetan dan jin yang dibelenggu di bulan Ramadhan, pendapat pertama memberikan penafsiran sebagai berikut :
  1. Yang dibelenggu adalah syetan dan jin yang jahat saja, sedangkan syetan dan jin yang "tidak" terlalu jahat serta syetan dari kalangan manusia tidak dibelenggu sehingga masih bisa menggoda manusia ;  (Ijabatus Sa`il ‘ala Ahammil Masa`il, hal. 163);
  2. Syetan dan jin jahat masih bisa menggoda walaupun tidak segencar di bulan lain;
  3. syetan telah mengajarkan kepada manusia, sehingga manusia itu sudah terbiasa berbuat kejahatan. Sehingga meskipun dirantai, masih tetap saja terjadi kejahatan dimuka bumi, sehingga tidak berpengaruh apakah bulan puasa atau tidak;
Jadi inilah kenapa masih terdapat kejahatan di bulan Suci Ramadhan. 


Pendapat kedua, makna dibelenggu bukan makna sebenarnya. ungkapan dibelenggu hanyalah kiasan. Dengan berpuasa, kita mencegah dari mengumbar hawa nafsu. Hawa nafsu yang dikendalikan atau terikat, sehingga syetan (bila diartikan sebagai hawa nafsu) menjadi terbelenggu.


وَكَذَلِكَجَعَلْنَالِكُلِّنِبِيٍّ عَدُوًّاشَيَاطِينَالإِنسِوَالْجِنِّيُوحِيبَعْضُهُمْإِلَىبَعْضٍزُخْرُفَ الْقَوْلِغُرُورًاوَلَوْ شَاءرَبُّكَ مَا فَعَلُوهُفَذَرْهُمْوَمَايَفْتَرُونَ

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (Q.S. Al-An'am 6:112)

Dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa syetan hanyalah sebutan atau julukan saja bagi manusia maupun jin yang berperilaku jahat. Syetan bukanlah sebuah makhluk tersendiri di luar manusia dan jin. Jadi, yang dibelenggu bukanlah sebuah makhluk akan tetapi sifat dan perilaku jahat pada diri manusia dan jin. 

Dengan berpuasa, sifat-sifat dan perilaku jahat (syetan) pada akan terbelenggu karena intensitas ibadah yang tinggi dibandingkan dengan bulan selain Ramadhan. Oleh kerena manusia dan jin yang mendapatkan hidayah Ramadhan akan benar-benar mampu membelenggu hawa nafsu syetan sedangkan yang tidak, akan tetap membuat kejahatan. Jadi, tidaklah mungkin syetan dirantai disuatu tempat, karena kata “syetan” merupakan panggilan atas perilaku manusia dan jin.

Silahkan kita mau meyakini yang mana. Wallahu a’lam !



Komentar

Postingan Populer