Mudik lebih Awal dan Menikmati Sate Blengong
Tahun ini, kami sudah sepakat kalau agenda mudik lebaran adalah ke Brebes dahulu sebelum ke Kudus. Kota yang mempunyai logat khas "ngapak-ngapak" dan populer dengan sate Blengongnya selain Bawang dan Telor Asin. Kebetulan awal puasa ini, ternyata anak-anak sudah mulai libur sekolah. Jadi rencana mudik lebaran akhirnya sepakat dipercepat !
Horeee...begitulah si kecil Arya dan Yunda bersorak mendengar rencana ini. Mungkin dibenaknya sudah tergambar bagaimana asiknya berkumpul dengan saudara-saudaranya, Idang, Fahril, Meilin, Syifa dan Hana. Disayang-sayang utiknya plus dimanja-manja sama Pakde dan Budenya. Mungkin juga sudah membayangkan serunya bermain PS sampai tertidur, internetan atau macing di sungai hingga sore.
Thus, Sabtu pagi (29/07) jam 07.00 WIB kami sudah bersiap-siap. Barang bawaan yang lumayan banyak langsung masuk bagasi yang tidak terlalu luas, and go ! Setelah menempuh perjalanan selama hampir 8 Jam melewati kerasnya aspal jalur Pantura, akhirnya sampai juga di Brebes saat berbuka puasa dengan menu SATE BLENGONG.
Sate Blengong, apa itu ? Blengong adalah spesies perkawinan antara itik dan entog. Spesies ini menjadi umum di Brebes mengingat kota ini juga sebagai penghasil Telur Asin paling populer se-Dunia. Dagingnya sangat gurih baik itu digoreng maupun di sate. Umumnya, para petani di Brebes juga memelihara itik blengong. Daging itik blengong ini terbilang makanan yang rendah kolestrol, jadi aman di makan. Oleh karenanya Sate Blengong juga menjadi makanan khas di Brebes dan jarang ditemui di daerah lain.
Sate blengong sangat berbeda dengan sate-sate lainnya, tusuk sate blengong berasal dari batang bambu yang ukurannya lebih besar dan panjang potongannya. Dagingnya di sajikan seukuran ibu jari. satu tusuk sate blengong hanya terdapat 7-10 potong daging saja.
Bila melewati sepanjang jalan dari pasar brebes ke alun-alun, anda tidak akan kesulitan mendapati penjual sate blengong. Dialun-alun setidaknya ada 2 penjual sate Blengong, di pojok barat alun alun, dan pojok selatan timur alun-alun atau terkenal dengan sate blengong “tuti”, dari nama penjualnya bernama Tuti. Ada lagi yang mangkal di depan Bank Jateng yang terkenal dengan sate belngong Kari, atau penjualnya bernama Man Kari yang selanjutnya diteruskan anaknya.
Selain itu, bagi orang yang ingin nyaman, tanpa gangguan orang saat menikmati makan sate blengong, anda boleh juga ke pasar batang, atau komplek islamic Center, yang orang mengenalnya dengan prapatan “Rajak”., yang juga disebut kupat blengong Rajak. Penjual sate Blengong inipun juga dianggap legendaris sebagai warung penjual sate kupat blengong.
Asiknya sate blengong ini kalau dipakai menggunakan ketupat. Ketupat disajikan dengan guyuran cairan yang berbahan santan dan diberi berbagai rempah-rempah lokal, serta bumbu dapur yang tidak begitu kental. Di taburi krupuk yang sudah di remas-remas dan di campur dengan bawang goreng. Waduh...saya jamin anda nambah makannya ! Lagian satu porsi gak nyampai Rp. 20.000.
Jangan salahkan saya kalau ketagihan, ya.
Horeee...begitulah si kecil Arya dan Yunda bersorak mendengar rencana ini. Mungkin dibenaknya sudah tergambar bagaimana asiknya berkumpul dengan saudara-saudaranya, Idang, Fahril, Meilin, Syifa dan Hana. Disayang-sayang utiknya plus dimanja-manja sama Pakde dan Budenya. Mungkin juga sudah membayangkan serunya bermain PS sampai tertidur, internetan atau macing di sungai hingga sore.
Thus, Sabtu pagi (29/07) jam 07.00 WIB kami sudah bersiap-siap. Barang bawaan yang lumayan banyak langsung masuk bagasi yang tidak terlalu luas, and go ! Setelah menempuh perjalanan selama hampir 8 Jam melewati kerasnya aspal jalur Pantura, akhirnya sampai juga di Brebes saat berbuka puasa dengan menu SATE BLENGONG.
Sate Blengong, apa itu ? Blengong adalah spesies perkawinan antara itik dan entog. Spesies ini menjadi umum di Brebes mengingat kota ini juga sebagai penghasil Telur Asin paling populer se-Dunia. Dagingnya sangat gurih baik itu digoreng maupun di sate. Umumnya, para petani di Brebes juga memelihara itik blengong. Daging itik blengong ini terbilang makanan yang rendah kolestrol, jadi aman di makan. Oleh karenanya Sate Blengong juga menjadi makanan khas di Brebes dan jarang ditemui di daerah lain.
Sate blengong sangat berbeda dengan sate-sate lainnya, tusuk sate blengong berasal dari batang bambu yang ukurannya lebih besar dan panjang potongannya. Dagingnya di sajikan seukuran ibu jari. satu tusuk sate blengong hanya terdapat 7-10 potong daging saja.
Bila melewati sepanjang jalan dari pasar brebes ke alun-alun, anda tidak akan kesulitan mendapati penjual sate blengong. Dialun-alun setidaknya ada 2 penjual sate Blengong, di pojok barat alun alun, dan pojok selatan timur alun-alun atau terkenal dengan sate blengong “tuti”, dari nama penjualnya bernama Tuti. Ada lagi yang mangkal di depan Bank Jateng yang terkenal dengan sate belngong Kari, atau penjualnya bernama Man Kari yang selanjutnya diteruskan anaknya.
Selain itu, bagi orang yang ingin nyaman, tanpa gangguan orang saat menikmati makan sate blengong, anda boleh juga ke pasar batang, atau komplek islamic Center, yang orang mengenalnya dengan prapatan “Rajak”., yang juga disebut kupat blengong Rajak. Penjual sate Blengong inipun juga dianggap legendaris sebagai warung penjual sate kupat blengong.
Asiknya sate blengong ini kalau dipakai menggunakan ketupat. Ketupat disajikan dengan guyuran cairan yang berbahan santan dan diberi berbagai rempah-rempah lokal, serta bumbu dapur yang tidak begitu kental. Di taburi krupuk yang sudah di remas-remas dan di campur dengan bawang goreng. Waduh...saya jamin anda nambah makannya ! Lagian satu porsi gak nyampai Rp. 20.000.
Jangan salahkan saya kalau ketagihan, ya.
wah , aku di cirebon dekat juga ya ke brebes, jadi mau coba
BalasHapusIya mak Tira, kudu di coba entar nyesel lo kalau enggak mencobanya...:)
HapusNuwun Kunjungannya Mak...:)
wah mbak,,belum pernah makan yg begituan,,sate blengong,,baru tau dan baru dengar mbak,,,sepertinya nikmat ya,,,
BalasHapushe..he..he...kalau ini khas Brebebs mbak dwi....kalau kebetulan lewat sini...mampir...saya jamin ketagihan....:). Semoga rejeki mbak dwi dan keluarga seperti air hujan yang turun dari langit, deras tanpa henti dan ada kesempatan mencicipi sate blengong di Brebes...amien.
Hapuswah jadi penasaran nih mbak yuni, sayangnya nggak ada jadwal mudik yang kesana
BalasHapusHe..he..he...semoga mbak ayu kelak bisa kesampaian mencicipi sate blengong di Brebes...amien...
Hapusmantap gan info dan
BalasHapusmenarik banget gan info nya
ditunggu update nya
good job gan,artikel ini sangat menarik sekali untuk disimak,keren deh ,,tentunya kami mempunyai wawasan baru yang kami dapatkan setelah membacanya,thanx yah :-)
BalasHapuskeren gan terus lanjutkan berkarya nya
BalasHapusbaru denger ada pesilangan itik dan entog.. kayanya enak ya kak, jadi pengen :D recomeded kuliner brebes
BalasHapus