Yuk, Piknik Ke Indramayu Kota Budaya Jawa Barat

Ayo Piknik Nang Indramayu


Salam budaya ! Halo gaes, Mau liburan akhir tahun kemana, nih? Kalau kamu berencana mbolang alias piknik ke Jawa Barat, tak asik kalau 'gak mampir ke Indramayu. Kabupaten yang secara geografis berbatasan dengan Subang, Majalengka dan Cirebon ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan "Wonderful West Java dan Wonderful Indonesia". 

Baik dari arah Barat maupun Timur, sangat mudah untuk sampai ke sini, karena Indramayu posisinya persis ada di jalur utama pantura. Bagi yang dari luar Jawa atau mancanegara ok-ok saja kalau mau lewat Bandar udara Husein Sastranegara atau pelabuhan Muarajati. What you want is what you get pokoknya.


Tetapi kalau ke sini, sepertinya kamu harus nyiapin waktu yang cukup gaes, karena explore Indramayu Mulih Harjo yang mempunyai luas wilayah 2.099.42 km2 dan garis pantai sepanjang 114 km di laut Jawa ini  'gak bakalan cukup dengan waktu sehari.

Tenang gaes, ada 26 hotel dengan jumlah kamar 648 di sini. Kamu tinggal pilih mau yang hotel berbintang maupun non berbintang semuanya ada. Tetapi kalau kamu ingin berbaur dengan masyarakat, kamu boleh kok menginap di tempat saudara saya di Jl. Siliwangi. Sekalian cicipin juga tuh gurihnya bubur ayam Bu Surtimah yang berada di pojokan jalan Sindupraja, gak jauh dari rumah saudara saya, gaes. 

Tapi so sorry gaes kalau kamu ke Indramayunya bulan ini, gak bisa nemenin jalan-jalan karena saya stay di Jogja, demi dapur ngebul, nih. Walaupun demikian saya seneng bisa kasih informasi ke kamu serta ikut ngampanyein Wonderful Indramayu, karena saya ada darah Indramayu lewat ayah yang mempunyai garis keturunan dan leluhur dari daerah Jatibarang.
Infografis Indramayu 2016


Indramayu Kota Budaya
Pokoknya kamu gak bakalan nyesel mbolang ke Indramayu gaes. Indramayu itu kaya ragam budaya yang merupakan refleksi cara hidup sebagian atau seluruh masyarakat secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Indramayu itu bukan Sunda, juga buka Jawa, Budaya Indramayu merupakan akulturasi budaya Islam-Hindu maupun Sunda-Jawa. Sepertinya ini konsekwensi logis dari posisi geografis sebagai penguhubung kota-kota lain yang berada di Timur dan Barat Pulau Jawa sejak dulu kala, gaes.  

Tapi kalau bicara budaya Indramayu, mau gak mau kita mesti bicara tentang kompleksitas adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan maupun kesenian yang dimilikinya, gaes. Kurang lebihnya seperti ini...
Potensi Budaya Indraamayu
Sudah saya bilang diawal bahwa Indramayu itu kaya akan ragam budaya, tetapi tujuh budaya ini sangat populer disana dan lestari sampai saat ini. Paling tidak ini cukup untuk memberi gambaran ke kamu kalau Indramayu benar-benar kota budaya.

Budaya Nadran Indramayu
Gaes, Nadran adalah tradisi unik para nelayan yang mendiami wilayah sepanjang garis pantai di Indramayu. Tradisi ini tetap lestari hingga kini. Nadran merupakan wujud penghambaan nelayan kepada Sang Pencipta serta ungkapan rasa sukur atas hasil tangkapan ikan yang melimpah. Selain itu juga sebuah ritual doa permintaan agar dijauhkan dari segala bencana selama mencari nafkah dilaut.

Atrasi menarik tradisi Nadran adalah 'prosesi larung sesaji ke tengah laut', gaes. Apa yang dilarung adalah kepala kerbau beserta sesaji dan uborampenya seperti nasi tumpeng, kembang, buah-buahan, jajan pasar dan lain-lain yang ditempatkan dalam miniatur perahu yang disebuk Meron.

BACA YANG INI JUGA, DONG..
Lagu Romantis Ini Membuat Aku Meleleh
Para nelayan akan mengarak Meron hingga 50 meter ke tengah laut dengan perahu yang dihias warna-warna nan meriah. Setelah itu para nelayan beramai-ramai terjun ke laut untuk memperebutkan isi sesaji tersebut, gaes. Mereka mempercayai bahwa berbagai sesaji dan ubo rampe yang diperoleh akan memberi khasiat tolak balak serta mendatangkan rejeki ketika melaut. 

Prosesi larung diakhiri dengan pembacaan doa oleh sesepuh, kemudian pengambilan air laut sebagai sarana ruwatan keselamatan pada malam selanjutnya. Biasanya diadakan juga gelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon atau cerita tertentu. 

Kalau pengin ikutan Nadran, kamu mesti datang ke Indramayu antara bulan Oktober hingga Desember. Nadran diadakan di sepanjang pesisir pantai Eretan Kulon dan Wetan, Dadap, Karangsong, Libangan, Glayem, Bugel dan Gebang. 

Jangan heran gaes, dari tahun-tahun Nadran selalu menarik wisatawan dalam maupun manca negara. Bisa kebayang kan betapa ramai dan meriahnya tradisi ini. Puas-puasin cepret sana-sini, cari angle yang bagus trus upload ke socmed kamu, gaes. 

Budaya Nadran Indramayu
Budaya Nadran Indramayu


Budaya Ngarot Indramayu
Gaes, jangan dilewatkan atraksi budaya yang yang satu ini. Ngarot adalah budaya khas Indramayu yang tidak dimiliki oleh daerah manapun di Indonesia. Ngarot sudah ada sejak abad 16 dan sampai sekarang masih lestari di kecamatan Lelea.

Dulunya, upacara Ngarot dirintis oleh kuwu (kepala desa) pertama Lelea,  Canggara Wirena,  pada tahun 1686. Ngarot merupakan arena pesta makan dan minum di balai desa sebelum para petani menggarap sawah. Upacara ini juga wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan YME atas hasil bercocok tanam yang melimpah.

Khabar gembiranya nih gaes, pada bulan Juni 2015 budaya Ngarot ini telah lolos verifikasi dan pada tanggal 21-23 September 2015, telah ditetapkan sebagai warisan budaya non benda di republik ini melalui sidang penetapan di Hotel Millenium Jakarta. Ngarot juga telah menerima penghargaan Muri pada tahun 2015 karena pemeintah Indramayu ngadain 1000 gadis Ngarot dalam rangka memeriahkan puncak acara Hari Jadi Indramayu ke 489, gaes.  

Gak setiap bulan diadain, gaes. Kalau pengin ikutan, kamu bisa datang pada hari rabu, minggu keempat bulan November setiap tahunnya. Apa yang kamu temui di Ngarot, adalah gardis-gadis cantik berbusana kebaya yang didominasi warna merah, berkain batik, berselendang, dan rambut kepala dihias rangkaian bunga kenanga, melati, mawar dan kantil. Mereka juga mengenakan aksesoris gemerlap, seperti kalung, gelang, giwang, bros, peniti emas yang lain sebagainya. Para jejaka juga tak ketinggalan. Mereka mengenakan baju pangsi warna kuning dan celana gombrang warna hitam dengan ikat kepala khas Sunda dan mengikuti acara di barisan belakang.

Meriahnya ngarot itu saat prosesi arak-arakan berkeliling kampung kemudian masuk ke aula balai desa sambil duduk berhadap-hadapan. Peserta ngarot akan dihibur seni tradisional tari Ronggeng Ketuk yang dimainkan penari pria dan wanita berpasangan. 

Salah satu keunikan Ngarot, pesertanya adalah para gadis perawan dan jejaka yang masih menjaga kesuciannya. Oleh sebab itu tradisi ini "dihindari" oleh para janda atau gadis yang sudah tidak perawan serta perjaka yang tidak "ting-ting" lagi.

Apabila mereka memaksakan diri untuk ikut, konon mereka seperti membuka aib sendiri karena akan terlihat buruk di mata peserta ngarot yang lain dan mahkota bunga yang dipakainya akan layu. Bahkan kepercayaan masyarakat, mereka yang "kianat" akan mendapat malapetaka. Kalau yang perempuan akan menjadi jadi PRATU (Perawan Tua) dan yang laki-laki akan menjadi JATU (perjaka tua) karena enggak laku-laku.

Nah gaes, kalau kamu ingin mendapatkan pasangan berumah tangga dengan gadis perawan dan perjaka ting-ting asli Indramayu, maka enggak usah tanya sama Mansyur S, yang nyanyiin lagu 'gadis atau Janda' itu, cukup atensi saja acara Ngarot ini. Seperti itu...

Saya saranin bawa power bank yang banyak agar tidak terlewat mengabadikan momen-momen istimewa dalam acara tersebut. Bagi cowok-cowok yang masih jomblo, siapkan juga kartu nama karena gadis-gadis asli Indramayu yang terkenal cantik-cantik akan tumpah ruah di lokasi acara. Kamu tinggal tunjuk satu bintang, terus segera lamar biar enggak keduluan yang lain. :)
Budaya Ngarot Indramayu
Budaya Ngarot Indramayu



Budaya Jaringan Indramayu
Pasar jodoh ? Memang masih ada sampai sekarang ? Iya gaes, Tradisi Jaringan Desa Parean Kandang Haur Indramayu ini disebut juga pasar jodol massal. Belum ada kajian sejarah yang pasti kapan tradisi ini berawal dan siapa pelopornya, walaupun demikian tradisi ini masih terpelihara dengan baik hingga saat ini.

Tradisi ini hanya dilakukan saat bulan purnama tiba. Masyarakat meyakini bahwa pada saat bulan purnama, ikan-ikan dilaut sulit dijaring karena masuk dan bersembunyi di dasar lautan untuk menghindari terangnya bulan, oleh sebab itu nelayan tidak melaut.

Karena tidak ada kegiatan, maka nelayan-nelayan yang didominasi para pria berkumpul di balai desa untuk "menjaring para gadis desa". Oleh sebab itu Jaringan yang berasal dari kata jaring yakni alat untuk menangkap ikan selanjutnya menjadi seperti pasar jodoh pemuda dan pemudi di desa Parean.

Pada awal berkembang, adat jaringan mempunyai aturan khusus dimana para pemuda harus memakai baju kampret berwarna hitam atau putih dengan celana komprang sampai lutut serta berselempang kain sarung. Para gadis juga begitu, aturannya adalah mengenakan baju kurung berwarna hijau dengan selembar selendang di pundak. Para janda-janda juga boleh ikutan asalkan berkebaya dan berselendang dipundak tetapi warna kebayanya beda dengan para gadis.

Setelah kegiatan jaringan selesai, pemuda mengantarkan si gadis pulang untuk bertemu dengan orang tua si gadis. Umumnya orang tua si gadis akan "mengintrogasi" serius apa tidaknya si pemuda dengan si gadis. Setelah orang tua si gadis yakin bahwa si pemuda serius maka sejak malam itu dimulailah penjajakan-penjajakan yang dilakukan oleh kedua belah pihak agar lebih saling mengenal masing-masing calon pasangan beserta keluarganya.

Penjajakan dua keluarga dilakukan hingga musim jaringan selesai, setelah itu masuk ke tahap selanjutnya yakni si pemuda melamar si gadis. Nah gaes, dalam proses lamaran ini biasanya orang tua pihak laki-laki membayar sejumlah uang dan membagi-bagikan sirih kepada tetangga sebagai isyarat bahwa si gadis "sudah ada yang punya".

Setelah lamaran si pemudah harus melakukan prosesi "sambatan" kepada orang tua si gadis. Sambatan adalah kerja tidak biyar yang dimaksudkan sebagai wujud pengabdian. Yang dilakukan si pemuda umumnya menggarap ladang, sawah, beternak dan lain sebagainya.
Budaya Jaringan Indramayu

Budaya Ngunjung Indramayu
Gaes, budaya yang tidak kalah menariknya di Indramayu adalah upacara Ngunjung atau Munjung. Kata Ngunjung/Munjung berasal dari kata dasar kunjung yang mempunyai arti mengunjungi. Mengunjungi apa? Warga mengunjungi dan berdoa di makam leluhur, orang tua atau tokoh-tokoh agama dan adat yang disegani dan dianggap keramat.

Upacara ini lazim dilaksanakan pada bulan Syuro dan Maulud atau kerap dilaksanakan sehabis panen padi yang tujuannya adalah melestarikan budaya leluhur dan memohon keselamatan. Dalam pelaksanaannya, masyarakat juga bisa menikmati hiburan-hiburan khas seperti wayang golek cepak, tari-tarian tradisional dan kesenian sandiwara.

Keunikan budaya Ngunjung adalah partisipasi seluruh warga yang berbondong-bondong ke makam dengan membawa nasi tumpeng, aneka makanan tradisional, buah-buahan, jadah pasar dan lain sebagainya. Setelah didoain tokoh agama, boleh deh dimakan bersama.
Budaya Ngunjung Indramayu
Budaya Ngunjung Indramayu



Budaya Mapag Tamba Indramayu
Mapag Tamba similiar dengan Mapag Tombo, cuman beda di huruf O dan A dalam pemakaian sehari-hari sesuai dengan kaidah bahasa yang dipakai untuk masyarakat Sunda dan Jawa (Tengah, Timur dan Jogja). Artinya kurang lebih sama yakni Menjemput Obat.

Bagi masyarakat Sunda khususnya Indramayu, Mapak Tamba adalah kebudayaan yang terus dipelihara turun temurun hingga saat ini, gaes. Hampir semua desa di Indramayu melestarikannya. Tujuannya adalah untuk kesejahteraan warga masyarakat khususnya para petani, dimana dari ritual akan mendapat kesuburan tanah dilahan pesawahan milik para petani karena terhindar dari penyakit dan hama tanaman.

Sebelum prosesi Mapag Tamba, para sepuh dan aparatur pemerintah desa berkumpul di balai desa, melakukan doa bersama (Tahlil-dan semacamnya), kemudian membentuk tim khusus, yang bertugas untuk melakukan pemapagan tamba. Tim terdiri dari 10 orang dan berpakain serba putih. Mereka di sebut wadya bala (“nibakena tamba”).

Selanjutnya, Wadyabala ini bertugas membawa dua selongsong bambu ditangan kirinya berjalan untuk mencari air dari kasepuhan atau sumber. Setelah penuh wadyabala membawa air tersebut ke irigasi sawah guna disalurkan ke sawah-sawah terutama sawah yang berada di batas desa.

Biasanya tradisi ini biasanya dilaksanakan kurang lebih 40 hari setelah masa tanam di sawah. Dalam perkembangannya ritual ini hanya simbolis demi kemaslahatan petani agar penanaman disawah dapat subur dan memetik hasil panen sesuai dengan yang diharapkan, namun bukan berarti petani hanya diam tanpa melakukan apa-apa ketika sudah diadakan mapag tamba ini, tapi usaha-usaha lain juga tetap dilaksanakan. Seperti itu, gaes.
Budaya Mapag Tamba Indramayu
Budaya Mapag Tamba Indramayu


Budaya Mapag Sri Indramayu
Budaya Mapag Sri memang lekat dengan negara kita yang agraris, gaes. Wilayah-wilayah yang mempunyai areal persawahan kebanyakan mengadakan ritual budaya ini. Budaya Mapag Sri tidak lepas dari mitologi awal mula terciptanya bulir padi oleh Nyai Pohaci Sanghyang Asri yang dianggap sebagai dewi tertinggi dan terpenting bagi masyarakat agraris terutama Sunda, Jawa dan Bali.

Istilah Mapag Sri kalau diterjemahkan secara bebas adalah "menjemput padi" alias Panen. Budaya Mapag Sri juga secara kontinyu diadakan terutama di kabupaten Indramayu, yang mempunyai lahan sawah (tanah basah) seluas 117.792 Ha atau 56,11 % dari total wilayah Indramayu, sebagai salah satu ungkapan rasa syukur petani kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.

Umumnya prosesi upacaranya dilaksanakan di sawah demplot yakni sawah percontohan yang dimiliki oleh siapa saja atau perorangan akan tetapi digarap bersama atau di sawah yang letaknya strategis dan mempunyai hasil panen yang baik.

Lama prosesi adalah setengah hari dengan inti acaranya adalah sesaji yang dibawa ke tempat padi yang ikat lalu disimpan di sekitar padi tersebut. Kemudian punduh (orang yang dituakan atau sesepuh) memotong beberapa padi yang sudah menguning dibentuk seperti sepasang boneka pengantin. Setelah dibacakan doa permohonan dan keselamatan, padi pengantin tersebut dibawa pulang dengan cara dibopong seperti membopong anak kecil, dan kelak dijadikan bibit.

Acara kesenian yang mengiringi prosesi Mapag Sri adalah tari topeng serta pagelaran wayang kulit sehari semalam dengan cerita khusus yakni Pandawa Nyawah atau Dewi Sri bertempat di balai desa setempat. Keesok harinya masyarakat baru melaksanakan panen raya.
Budaya Mapag Sri Indramayu
Budaya Mapag Sri Indramayu



Budaya Sedekah Bumi Indramayu
Sedekah Bumi adalah sebuah adat budaya yang dilaksanakan oleh semua komponen masyrakat. Biasanya di lakukan tiap tahun sekali. Makna secara harfiah berarti menyedekahi bumi atau niat bersedekah untuk kesejahteraan hasil-hasil bumi, seperti bercocok tanam, beternak dan berdagang.

Budaya ini telah dilestarikan oleh masyarakat secara turun temurun sebagai ungkapan rasa syukur terhadap rezeki yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Sedekah Bumi ini dilakukan oleh masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai petani dan nelayan yang berada di pedesaan dan pesisir.

Di Indramayu gaes, Budaya Sedekah Bumi biasanya dilakukan setelah panen raya oleh masyarakat. Orang-orang berduyun-duyun membawa hasil bumi dan berbagai hasil pertanian ke lokasi acara. Tak lupa warga juga membawa nasi tumpeng dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, kue khas daerah serta buah-buahan untuk disantap bersama-sama setelah dibacakan doa oleh tokoh agama atau sesepuh masyarakat.

Bedanya dengan budaya Mapak Sri dan dan Ngunjung adalah tempatnya. Sekedah bumi dilaksanakan di balai desa setempat. Acara selalu meriah seperti kendurian massal yang dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah dan  para ulama.

Memeriahkan budaya Sedekah Bumi ini biasanya ditampilkan juga kesenian-kesian khas Indramayu seperti tari topeng, kuda lumping, sintren, musik serta wayang untuk menghibur seluruh warga masyarakat.
Budaya Sedekah Bumi Indramayu
Budaya Sedekah Bumi Indramayu




Kesenian Indramayu
Kesenian Tarling Indramayu
Kesenian Tarling Indramayu
Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) khususnya Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diambil dari nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah "Yen wis mlatar gage eling" (Andai banyak berdosa segera bertaubat) itulah filosofinya. 

Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu dan Cirebon, menerimanya sebagai suatu gaya hidup.

Sebenarnya tidak ada perbedaan tarling Cirebon dan tarling Indramayu, Mereka para tokoh tarling di Cirebon mengakui keberadaan seniman-seniman Indramayu yang mempelopori kesenian ini, artinya Tarling itu lahir dan populer di Indramayu sebelum dikenal di daerah lain. 

Kalau kamu penah dengerin lagu Warung Pojok, Kembang Kilaras, Waru Doyong atau Pemuda Idaman, ya itulah musik tarling. Saking populernya, lagu-lagu tarling tersebut diaransemen ulang ke Dangdut, Disco dan sebagainya. Musiknya easy listening dan renyah. 

Seiring dengan kemajuan jaman, kini tarling telah bertransformasi menjadi lebih modern menggunakan alat musik kekinian yang terdiri dari Gitar, Suling, Organ serta didukung kemlong dan Kendang Blangpak. 

Mungkin kamu perlu melihat video berikut gaes untuk memahami dan mengetahui musik tarling khas Indramayu yang musiknya enak didengar.



Kesenian Topeng Dermayon Indramayu
Kesenian Topeng Dermayon Indramayu
Tari Topeng Dermayon berawal dari tradisi keraton. Induk tarinya berasal dari Cirebon, gaes. Tari topeng ini merupakan kebudayaan yang sudah berkembang cukup lama, diperkirakan mulai abad ke-15. 

Yang membedakan dengan Topeng Cirebon adalah karakter gerakannya yang menggambarkan semangat rakyat biasa yang cenderung lugu dan kasar sebagaimana menjadi pembawaan khas Pantura. 

Jenis kesenian Indramayu yang ini sangat digemari rakyat, loh gaes. Yang menarik adalah tarian ini dibawakan dengan gerakan yang lincah, dinamis, dan bertenaga yang menggambarkan perkembangan watak manusia dari bayi hingga dewasa. Karakter seperti ini sangat terlihat dari gerakan kaki menyepak atau mengibaskan selendang ke udara dengan bertenaga. Kepala penari yang selalu tengadah pun mengesankan sikap berani sekaligus pongah. 

Tari topeng Indramayu lebih sering disebut tari topeng Dermayon. "Dermayon" berasal dari kata "dermayu", nama desa di lembah barat Sungai Cimanuk yang diyakini sebagai cikal bakal Kabupaten Indramayu saat ini. 

Umumnya baik tari topeng Cirebon maupun Indramayu, alur cerita terbagi dalam lima lakon, yakni panji, samba, rumyang, tumenggung, dan klana. Namun, pada tari topeng Indramayu terdapat pengembangan lakon, antara lain samba merah dan samba udeng. 

Meski sempat terlupakan, tari topeng Dermayon kembali dikenal di panggung pertunjukan lokal dan internasional gaes, berkat Mimi Rasinah dan Wangi Indriya. Rasinah juga mengajarkan tari topeng Dermayon di sanggarnya di Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu sedangkan Wangi Indriya (49) adalah pemimpin grup tari Sanggar Mulya Bhakti di Kecamatan Sliyeg. 

Kapan kamu ke Indramayu dan menyaksikan langsung Tari Topeng yang melegenda ini, Gaes ?



Kesenian Wayang Golek Cepak
Kesenian Wayang Golek Cepak
Gaes, kesenian tradisional wayang Golek Cepak merupakan kesenian khas Indramayu yang sudah melegenda yang merupakan bagian dari wayang purwa. 

Yang membedakan wayang ini dengan lainnya adalah lakon dan alur cerita, bentuk dan rupa tokohnya tidak di ambil dari pakem pawayangan. 

Pun demikian, wayang golek cepak ini juga berbeda dengan wayang golek lainnya. Perbedaan terletak pada bagian depan rambutnya yang "cepak", hidungnya yang sedikit lebih besar, batik iket bermotif batik asli Indramayu. Selain itu cerita yang banyak di ceritakan mengenai cerita babad. 

Namun, mungkin kamu hanya tahu sebatas penampilannya saja yang lucu dan menarik. Bila kamu ingin mengetahui seperti apa pembuatan wayang Golek, kamu akan terkagum-kagum, karena cara mebuatnya yang cukup rumit ini.

Terus kapan kamu ke Indramayu untuk melihat proses pembuatannya dan melihat keseruan pemetansan wayang golek cepak, gaes ?




Kesenian Genjring Akrobat
Kesenian Genjring AkrobatKalau ini jenis kesenian berupa aktraksi akrobat yang sangat populer di Indramayu dan Cirebon, Gaes. Biasanya dilakukan oleh pemainnya dengan media tangga, sepeda roda  satu, atau sepeda motor untuk di angkat dengan kaki.

Kamu bisa menyebutnya Akrobat Made in Indonesia, gaes.  Yang uniknya dari atraksi genjring ini adalah akrobatornya adalah ibu-ibu yang usianya hampir separuh baya.

Kesenian Genjring Akrobat dikenal masyakarat sejak tahun 1940-an. Perkembangannya tak lepas dari proses penyebaran Islam di Cirebon dan Indramayu. Oleh sebab itu Genjring akrobat ini awalnya dimainkan oleh santri dengan iringan musik dua genjring (semacam Renana) berukuran besar kemudian berkembang dengan penambahan instrumen empat buah genjring berukuran kecil dan ditambah satu buah dog-dog yang konon melambangkan sholat lima waktu sehari semalam.

Selain diiringi alat musik genjring/ rebana, pada saat atraksi Genjring Akbrobat ini juga dimainkan tari rudat sebagai pelengkap.

Ayo gaes, segera masukan Indramayu sebagai daftar wisata kamu. Lihat sendiri seru dan menegangkannya atraksi ini..



Kesenian Sintren Indramayu
Kesenian Sintren Indramayu
Nah, kalau kamu suka dengan pertunjukan kesenian yang kental dengan aroma mistis / magism kamu kudu ke Indramayu untuk menyaksikan Sintren, gaes. Sintren atau juga dikenal dengan Lais adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa Pantura khususnya Indramayu, Majalengka dan sekitarnya. 

Kesenian ini bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono. Konon menurut cerita Raden Sulandono adalah putra Ki Bahurekso Bupati Kendal yang pertama yang merupakah hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari yang dijuluki Dewi Lanjar. 

Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.

Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono.

Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren dimana sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci (perawan). 

Keunikan Sintren yang lain adalah terlihat dari panggung alat-alat musiknya yang terbuat dari tembikar atau gembyung dan kipas dari bambu yang ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbulkan suara yg khas. Kesenian Sintren ini masih berkembang hingga saat ini, bahkan sampai ke daerah-daerah  seperti Brebes, Pemalang, Tegal, Banyumas, Kuningan, dan Pekalongan.

Ayolah gaes, masukan Indramayu dan Sintren ini dalam "wish list before dying" kamu, gaes. Gak nyesel pokoknya.



Kesenian Kuda Lumping Indramayu
Kesenian Kuda Lumping Indramayu
Kesenian Kuda Lumping ini memang banyak ragamnya gaes. Kalau di Indramayu disebut juga Jaran Cecek atau Kuda kepang. Kalau ditempat kamu apa, gaes?

Umumnya kesenian dimainkan oleh 5 orang pemain dengan iringan tetabuhan berupa gamelan renteng, gendang, tutukan dan kecrek. Seiring dengan perkembangan jaman, kesenian ini juga kadang diiring musik dangdut bernuasan Indramayu, gaes.  

Gerakan kuda lumpung ini sangat dinamis dan atraktif, gaes. Kadang gerakannya lambat dan lebut tetapi seketika bisa berubah menjadi kasar dan menghentak-hentak gitu gaes. Dibeberapa tempat, Kuda lumping ini juga termasuk kesenian yang mempunyai unsur magis karena pemainnya mengalami kesurupan (trance) yang ditandai dengan gerakannya mulai atraktif, meloncat-loncat menghentak-hentak dan menjadi beringas.

Kalau di Indramayu pemainnya kadang juga gadis-gadis cantik loh gaes. Kapan sih kamu ke Indramayu untuk menemui mereka ? Kalau kamu cowok, hemmm...bisa diajak kenalan trus dilamar dijadiin calon ibu dari anak-anak kamu gaes. Cepetan gaes di jadwalin untuk ke Indramayu...



Kesenian Berokan Indramayu
Kesenian Berokan IndramayuSeni Berokan berkembang di Pulau Jawa, khususnya wilayah pantura, termasuk di Indramayu, gaes.

Kalau di Indramayu Berokan dikaitkan dengan kisah Prabu Parikesit, yang pada saat memimpin kerajaan Amarta dimana kondisi negaranya sedang mengalami kegoncangan keamanan dan wabah penyakit.

Setelah berpikir keras akhirnya Prabu Parikesit menemukan solusi, yaitu dengan memerintahkan anaknya untuk membuat lukisan hutan beserta isinya yang kemudian dipasang di perbatasan kerajaan Amarta. Hal ini dilakukan untuk menyiasati atau mengelabuhi pasukan lawan yang ingin menggempur kerajaan Amarta.

Prabu Parikeseit juga menyuruh anaknya untuk membuat lukisan laut beserta isinya. Hasil lukisan tersebut terdapat kepala ikan tanpa badan. Untuk menyempurnakan dibuatlah barong dengan dilengkapi punggung kulit kambing dan badan terbuat dari karung goni. Wujud baru tersebut diberi nama Rongrong Barong, yang berarti rorong itu tempat ikan ada.

Umumnya nih gaes, pemain Berokan adalah laki-laki secara bergantian. Berokan digerak-gerakkan dengan lincah, dan kedoknya dimainkan dengan cara buka-tutup di bagian mulutnya seakan-akan hendak menggigit, sehingga mengeluarkan efek bunyi yang cukup keras.

Pertunjukan Berokan diawali dengan tetalu dan kidung dalam bahasa Indramayu atau Cirebon. Dilanjutkan dengan pelaku memakai Berokan, memainkannya dengan cara berdialog maupun bernyanyi dengan menggunakan srompet yang terkulum maupun menari ritmik, lambat dan kemudian perlahan-lahan naik turun, sebelum kemudian ada adegan “mengejar penonton”.

Seru kan gaes, makanya jangan berfikir dua kali untuk ke Indramayu. Kalau mau akhir tahun juga oke. Entar aku tak ngrayu suami untuk mudik ke Brebes trus nyusul kamu ke Indramayu, ya gaes.




Kerajinan Indramayu
Selain kekayaan budaya dan kesenian yang tetap lestari dari generasi ke generasi, Indramayu yang mempunyai semboyan Mulih Harjo ini juga mempunyai potensi kerajinan rakyat yang unik dan khas, gaes.
Data Industri di Indramayu
Hasil kerajinan rakyat ini tidak hanya untuk pasar lokal dan nasional, tetapi telah merambah manca negara, seperti Batik Tulis Indramayu - Batik Paoman dan batik Dermayon misalnya yang sudah diekspor ke Arab Saudi, Perancis dan Inggris, gaes.

Batik Indramayu seperti halnya daerah lain juga mempunya kekhasan tersendiri baik dari proses pembuatannya maupun coraknya. Bahkan, tak kurang ada 50 corak motif batik yang sudah dipatenkan diantaranya adalah motif batik Kembang Suket, Kembang Pete, Lasem Urang, Manuk Bengkuk, Lokcan, Kereta Kencana, Merak Berunding, Manuk Drawes, Merak Ngibing, Pacar China, dan laain sebagainya.

Kamu bisa datang ke sentra-sentra pengrajin batik Indramayu yang berada di daerah pesisir seperti Kelurahan Paoman, Desa Pabean Udik, Karang Song, Terusan, Babadan, Sindang dan Dermayu, gaes.

Kerajinan Batik Indramayu

Selain batik, kerajinan khas lainnya adalah kerajinan logam. Kerajinan ini juga masih lestari dari generasi ke generasi. Kerajinan logam diproduksi hampir semua desa di Indramayu. Lebih utamanya adalah di daerah kecamatan Karangampel, Juntinyuat, dan Sliyeg, sedangkan untuk kerajinan pande besi yang membuat alat pertanian terdapat di Widasari, Haurgeulis, Anjatan, Kertasemaya, Bogas dan Kecamatan Losarang.

Kerajinan Indramayu

Kalau kamu ke desa Tamansari- kecamatan Lelea gaes, kamu juga akan dengan mudah menemui kerajinan souvenir unik berupa alat musik mini seperti gitar, bass, drum hingga amplifiernya. Produk ini sangat detail dan nyaris sama persis dengan aslinya. Beberapa pengrajin bahkan sudah berhasil mengekspor hasil kerajinannya ke Inggris,

Kerajinan Indramayu

Gerabah juga ada, gaes. Kalau sentra gerabah di Indramayu berada di sepanjang jalur pantai utara, di kecamatan Kandanghaur, yaitu kecamatan yang bergerak ± 35 Km dari pusat kota Indramayu.

Di Indramayu juga mudah kita temui kerajinan topeng yang berkembang di desa Tambi dan desa Gadingan Kecamatan Sliyeg. Kerajinan Topeng ini juga sudah di eksport ke mancanegara. Topeng produksi rakyat disini, selain dipergunakan untuk periperal tari, juga dapat digunakan untuk dekorasi ruangan

Kalau kamu pengin kerajinan bordir untuk menambah keren penampilan, kamu bisa dateng ke desa Sukawera Kecamatan Widasari, gaes. Dijamin harga miring-miring sampai ndoyong karena langsung ke pengrajin.

Karena Indramayu berada di pesisir laut Jawa, maka disini juga terdapat kerajinan dari limbah laut berupa sisik ikan yang diolah sedemikian rumah menjadi asesoris cantik seperti anting-anting, cincin, kalung, bros, dan gelang. Kerajinan ini berada di di Balongan, gaes.


Kerajinan Indramayu

Begitulah gaes, dengan segitu banyak potensi budaya, kesenian, kerajinan dan peninggalan-peninggalan lainnya maka predikat Indramayu Kota Budaya terasa dipantas disandangnya. Dunia juga perlu kita khabari gaes.

Gimana, kamu masih mikir-mikir untuk mbolang ke Indramayu dengan informasi ini, Enggak kan?  Segera persiapkan diri untuk piknik di akhir tahun ini. Kamu ditunggu di Indramayu, gaes.

Semoga informasi ini dapat menjadi inspirasi untuk Indonesia yang lebih baik terutama Indramayu yang semakin raharjo di ulang tahunnya yang ke-489, 7 Oktober 2016 dan Komunitas Blogger Mangga Indramayu yang Ke-3.


DAFTAR BACAAN
[1] indramayukab.go.id
[2] kabupaten Indramayu Dalam Angka 2015
[3] bloggermangga.com
[4] ajinews.blogspot.co.id
[5] rastandar.com
[6] datimyundhakarma.blogspot.co.id
[7] pbs.twing.com
[8] haurkolot.desa.id
[9] tulungagung-indramayu.desa.id
[10] meneerpanqi.blogsppot.co.id
[11] antarafoto.com
[12] tasupedia.com
[13] desaamis.blosgpot.co.id
[14] catursapta.blogspot.co.id
[15] 11os.com
[16] kratonpedia.com
[17] tradisikita.my.id
[18] negerikuindonesia.com
[19] grandtrisulahotel.com
[20] uchamukadisarna.blogspot.co.id
[21] danielmsy.com
[22] perwakilan.jabarprov.go.id
[23] jabarprov.go.id
[24] ipank-aditya-pratama.blogspot.co.id
[25] sukawera429.blogspot.id
[26] pikiran-rakyat.com



Komentar

  1. Kereeen. Multitasking banget mbak Yuni. Btw, berapa hari bisa buat artikel kayak gini ya? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. berapa ya mas, kayaknya dua hari, soalnya tak sambi sana-sini. tadi juga seharian ada acara sama ibu-ibu arisan sekolahnya anakku....

      Hapus
  2. Wah keren banget informatif + infographic nya keren keren banget...
    Jadi pengen buat yang kayak gitu...

    BalasHapus
  3. belum pernah kepikiran masukin Indramayu ke daftar tempat yg pengin di kunjungin. Abis baca iniii kayanya aku berubah pikiran hehe. Asik juga nih kalo bisa eksplore Indramayu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak mbloang ke Indramayu....minimal tulisannya dulu.... :) makasih ya kunjungannya....

      Hapus
  4. Belum pernah ke Indramayu sih :D
    moga ada kesempatan kesana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. dijadwalkan saja mas di akhir tahun :)

      Hapus
  5. Tulisannya keren :o
    Btw mau tanya mbak itu dari semua postingan kan ada Infografisnya itu bikinnya pakai aplikasi apa ya? Kalau bisa sama minta tutor sekalian

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya pakai aplikasi standart masm corel, ilustrator, photoshop. Kalau yang 3D saya cinema 4D atau sketchup

      Hapus
    2. Boleh minta referensi buat bikin infografis?

      Hapus
    3. Tinggal googling saja mas...banyak kok....

      Hapus
  6. Bagi bagi ilmu infographicnya mba yun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halah, mas jumanto suka merendah.....

      Hapus
  7. Keren!! Asli keren!! Infografisnya itu loh mantap!! Master ini master. Saya ngelewatin Indramayu sering banget kalo mau mudik. Eh, BTW saya juga ikutan lomba blog Indramayu loh, meskipun nggak sekeren mba Yuni.

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa iya, mas Hendra suka merendah deh...

      Hapus
  8. wah asik banget mba infografisnya haha. extraordinary nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah....jangan memuji mas...biasa saja kok...

      Hapus
  9. suaka sama infografisnya :)

    BalasHapus
  10. salam kenal Jeng Yuni. Saya sering ke Indramayu, kebetulan saya orang Kuningan. Tetanggaan. Kakak saya tinggal di daerah Belakang terminal indramayu. Memang luar biasa indramayu itu. Saya suka kulinernya dan budayanya. Saya suka mangga cengkir dan pedesan entog, wuihh mantap. Saya juga suka tarling, terutama yang dibawakan oleh Nok Aas Rolani hehehe. Ada beberapa lagu yang saya hafal; Mabok Bae, Sewulan Maning, Sepayung Loroan, Emong Diwayu. Kalo yang jadulnya itu Pemuda Idaman, Jalan Cirebon Bebas, Gurat Bumi. hehehe.

    Tadinya mau ikutan kontes blog ini, tapi setelah nemu tulisan Jeng Yuni, Gustiiii...saya jadi minder hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah kang kok jadi gitu...jangan ah....ayo ikutan menyemarakan khajatan teman-teman blogger mangga kang...

      Hapus
  11. Bagus banget mbak kontennya heheheheheh.
    Apalagi infografisnya wih keren dah hehehehe

    BalasHapus
  12. Kontennya keren-keren
    Tapi ada 1 pertanyaan yang OOT jugak

    Kenapa gak pake domain sendiri?

    BalasHapus
  13. Jeng Yuni, mana nih artikel terbarunya?? Sibuk yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. lagi belajar wordpress mas di wewewedotjengyunidotcom

      Hapus
  14. Selamat ya mba... Tulisannya Juara 1, memang layak menang, infografisnya keren abis!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas....hanya kebetulan saja kalau menang....selamat juga buat Mas Hendra yang dapat M3Y buat internetan ngebut...

      Hapus
  15. Oalah ini toh juaranya!... Selamat mbak ya!... keren kok artikelnya!... gambarnya juga mantab...
    Asik bacanya sampe abis....!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah selamat juga mas adhi juga dapet Andromax R2 + M3Y ya kan? :)

      Hapus
  16. Berkunjung ke yang juara 1 dulu ah, siapa tahu keahlian desainnya bisa nular ke aku hehehheheh.

    Selamat mbak udah jadi juara ke-1, kontennya keren pakek banget pantas lah jadi juara 1.

    Aku nantikan pertandingan berikutnya hehehhe :D

    BalasHapus
  17. Hua kk..keren banget artikelmu...aku kayaknya butuh waktu lama baru bisa buat begini :)

    BalasHapus
  18. Wah beneran nih saya baru dapat info mengenani Indramayu di satu tulisan. Dan saya belum pernah mengunjungi Indramayu menikmati sajian budayanya yg ternyata demikian kaya.

    TFS mbak.

    Salam dari saya di Sukabumi,

    BalasHapus
  19. memang indramayu terkenal dengan seni budayanya... dan beberapa budayanya juga cukup menarik.
    semoga perkembangan seni budaya indramayu juga bisa menjadi contoh untuk daerah lain agar lebih maju. makasih mas

    BalasHapus
  20. wiih mantap nih, sebagai warga JABAR artikel ini semakin nambah perbendaharaan wisata buat akhir taun nanti

    BalasHapus

Posting Komentar

HIMBAUAN BERKOMENTAR :
1. Tersenyum Dulu | 2. Berkomentarlah sesuai dengan artikel diatas | 3. Gunakan Open ID / Name Url / Google+ | 4. Gunakan Bahasa Yang Jelas | 5. Jaga Kesopanan Ingat Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE :) | 6. Jangan Nye-SPAM | 7. Maaf, link aktif otomatis terhapus| 8. Jangan Berpromosi | 9. Jangan minta transfer pulsa | 10. Begitulah.

Postingan Populer