Urun Rembug Rebranding Logo Jogja





Rebranding Logo Jogja untuk mengganti logo lama "Jogja Never Ending Asia" menyisakan ketidakpuasaan publik. Logo buatan MarkPlus Inc (Hermawan Kertajaya) yang konon berbiaya 1,5 milyar dianggap terlalu mahal serta kurang mencerminkan nilai-nilai Jogja yang sebenarnya. Secara visual logo buatan MarkPlus Inc terbaca TOGUA. Dan inilah yang membuat kegelisahan warga Jogja yang menginginkan Jogja tetaplah Jogja bukan Togua. 



Togua sempat menjadi candaan di lini masa serta menjadi trending di Twitter pada Oktober lalu. Kegelisahan warga Jogja tersebut memunculkan gerakan sosial masyarakat yang diberi nama Jogja Darurat Logo. Gerakan ini pada dasarnya bentuk reaksi positif dan rasa handarbeni masyarakat atas Rebranding Jogja.


ilustrasi



"Branding tersebut bukan hanya sebagai tanda pengenal Yogya saja, namun dapat menjadi spirit bagi setiap orang yang mencintai Yogyakarta. Rebranding ini yang terpenting dapat membuat kita bangga." Begitu kata Herry Zudianto, mantan Walikota Yogyakarta, yang merupakan koordinator Tim 11.

Team 11 adalah relawan yang membantu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan tim penyusun strategi branding dalam memilih logo dan tagline untuk Jogja baru.  Tim ini juga menjadi formatur awal untuk merealisasikan terbentuknya dewan yang akan mengawal proses city branding yang melibatkan ekosistem masyarakat Jogja. 

"Branding tersebut bukan hanya sebagai tanda pengenal Yogya saja, namun dapat menjadi spirit bagi setiap orang yang mencintai Yogyakarta. Rebranding ini yang terpenting dapat membuat kita bangga."
Dengan difasilitasi Tim 11, masyarakat Jogja diberi ruang seluas-luasnya untuk berpartisipasi memberi usulan atau urun rembug tentang logo Jogja tersebut. Tentu saja logo usulan dari masyarakat harus memuat Elemen Strategi Baru Yogyakarta, yakni sembilan arah Jogja Renaisans dengan tiga ciri khas yang akan ditonjolkan, yakni Kreativitas (Creativity), Budaya (Culture), dan Peradaban (Civilization), bahwa Jogja istimewa karena orang-orangnya yang kreatif, berbudaya, dan beradab.

Logo tersebut harus memasukan filosofi-filosofi  konsep “Tahta untuk Rakyat” dimana sosok Kraton ada untuk mengayomi masyarakat Jogja, wong cilik yang menggambarkan sosok masyarakat Jogja, Jogja yang kerap kali disebut sebagai “Indonesia mini” sebagai benteng terakhir Pancasila dan Konsep “Salad Bowl” dimana banyaknya masyarakat lua

Saya pun jadi latah karena ikut-ikutan urun rembug tentang logo baru tersebut. Lha wong gak ada yang larang kok. Logo Jogja ala saya ini tercipta setelah puasa 40 hari tidak makan dan tidak minum...he..he....Just Joke !   Intinya, ini wujud semangat memiliki Jogja karena saya adalah kawulo Jogja Istimewa. 

Jeng Yuni
www.ceritajengyuni.blogspot.com


Komentar

  1. Wowo. Kalau proses rebranding ini dilombakan, kira-kira pemenangnya dapat hadia berpa duit yah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau 1,5 Milyar kayak MarkPlus wah yang ikut se-Indonesia Raya ya mas.... he..he..he...

      Hapus
    2. Iya juga yah. Bisa-bisa kaya mendadak tuh pemenangnya.

      Hapus
  2. Logonya mah kalo spt itu keren banget mbak, mbak Yuni jago ya buat begituan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah...saya malah masih meraba-raba mbak kalau masalah design....bisa-bisaan saja trus juga Moody gitu...

      Hapus
  3. Rasanya tidak pantas logo seperti itu di hargai 1,5 Milyar. lebih baik uang tersebut digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. soalnya yang bikin orang terkenal mas.... :)

      Hapus

Posting Komentar

HIMBAUAN BERKOMENTAR :
1. Tersenyum Dulu | 2. Berkomentarlah sesuai dengan artikel diatas | 3. Gunakan Open ID / Name Url / Google+ | 4. Gunakan Bahasa Yang Jelas | 5. Jaga Kesopanan Ingat Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE :) | 6. Jangan Nye-SPAM | 7. Maaf, link aktif otomatis terhapus| 8. Jangan Berpromosi | 9. Jangan minta transfer pulsa | 10. Begitulah.

Postingan Populer